RESPONDING
PAPER
AGAMA
SUKU ABORIGIN
Dosen
Pembimbing:
Ibu
Hj. Siti Nadroh, M.Ag
Intan
Marhumah
1110032100050
PA/B/VI
Hari/Tanggal
: 13 Mei 2013
Waktu : 08.00-09.45 WIB
Ruang : FUF. 313
Pembicara : - Laila Nihayati
- Rizky Yazid
Moderator : Abdul Malik
Notulen : Rahman Taufik
Pembanding : -Fitra Neko
- Ridean
A. Sejarah Perkembangan
Suku Aborigin
Australia adalah benua
terkecil yang luasnya mencapai 8 juta km2 dan dianggap sebagai benua terluas ke
enam di dunia. Sebuah catatan resmi mengungkapkan bahwa ahli navigasi belanda,
wiliem jansz sebenarnya menjadi orang pertama yang mencatat garis pantai
australia.
Kemudian pada pada tahun
1770 M, letnan james cook, seorang navigator inggris berhasil menentukan
garis-garis pantai utamanya. Dia berlayar menyusuri garis pantai timur lalu
menamakannya New South Wales dan menyatakan tanah tersebut milik inggris.
Letnan Cook mampu menjadikan australia sebagai tempat pembuangan orang-orang
terhukum inggris yang mengancam kedigdayaan negara Britania. Australia adalah
benua yang memikat dengan keindahan alam dan keragaman iklim geografis yang
cocok bagi petualang. Siapa saja yang menjejakan kaki di tanah Australia, tentu
akan tercengang dengan suguhan panorama alam yang dimilikinya.
Peninggalan suku aborigin
menunjukkan bahwa mereka menetap di Australia bersama kelompok yang
berbeda-beda sekitar 50 ribu tahun. Mereka mempunyai peradaban yang
berkarakteristik. Peradaban yang paling terkenal adalah simbol gambar yang
meriwayatkan kisah leluhur dan kepercayaan mereka tentang awal mula adanya alam
semesta.
Luas
keseluruhan benua Australia adalah 7.862.300 km2 atau sekitar empat kali luas
daratan indonesia. Banyak gurun yang luas dan tandus sehingga tidak semua
wilayah Australia dapat di huni oleh penduduk setempat.[2]
Autralia adalah negara serikat yang terdiri atas tujuh
negara bagian. Ketujuh negara bagian itu adalah :
1. Australia barat dengan ibu kota Perth.
2. Victoria dengan ibu kota Melbourne.
3. Tasmania dengan ibukota Hobart.
4. Australia utara dengan ibu kota Darwin.
5.Australia selatan dengan ibu kota Adelaide.
6. Queensland dengan ibukota Brisbane.
7. New South Wales dengan ibu kota Sydney.
Kata Aborigin dalam bahasa Inggris
mempunyai arti "penduduk asli/penduduk pribumi", dan mulai digunakan
sejak abad ke-17 untuk mengacu kepada penduduk asli Australia saat itu. Sebutan
ini diambil dari bahasa latin ab origine, yang berarti "dari
awal" dan diperuntukan bagi penduduk yang sejak semula tinggal di suatu
daerah atau pulau.<!--[if !supportFootnotes]-->[3]<!--[endif]-->
Mereka selalu berpindah-pindah dari tempat yang satu ketempat yang lainnya di
daerah pedalaman.
Hasil
perekonomian autralia meliputi peternakan, pertanian, pertambangan,
perindustrian, perikanan, kehutanan, dan pariwisata. Adapun faktor yang
memperngaruhi kehidupan ekonomi penduduk Australia adalah sebagai berikut :
1. Sebagian besar wilayah Australia terdiri atas sabana dan stepa yang
digunakan sebagai tempat penggembalaan ternak secara besar-besaran. Peternakan
ini mampu meningkatkan pendapatan penduduk.
2. Daerah pertanian yang paling baik di Australia adalah dataran rendah
di bagian selatan dan Tasmania. Daerah itu selain mempunyai tanah yang subur
juga hujannya sedang. Dengan kondisi itu, pertanian dapat dihasilkan dengan
maksimal.
3. Wilayah Australia yang berteluk-teluk memberikan keuntungan bagi usaha
penangkapan ikan. Situasi ini memudahkan nelayan menangkap ikan.
4. Australia dikenal sebagai salah satu negara industri utama di dunia.
Hasil-hasil industrinya diekspor kenegara lain, termasuk Indonesia, yaitu
berupa alat-alat berat, mesin, mobil, kain wol, dan makanan kaleng.
B. Ajaran dan Praktek
keagamaanya
Penduduk asli Australia
menganut agama pagan. Salah satu kepercayaan mereka adalah keyakinan bahwa
keturunan mereka terlahir dari makhluk yang datang dari alam lain. Mereka juga
mempercayai bahwa keberadaan sesuatu yang hidup ini berasal dari mimpi makhluk
dunia lain tersebut. Kemudian ia mewujudkannya ke dunia dan terjadilah bentuk
yang kita lihat sekarang ini, seperti manusia dan hewan.
Suatu pembelajaran
mengenai agama dari Australia Aborigin dapat di golongkan dalam beberapa aspek:
1. Perpaduan suku kuno.
Nenek moyang terdahulu dari suku aborigin di Australia
telah menetap di negeri ini sekitar 25.000 SM. Mereka datang dari selatan-timur
Asia. Akan tetapi dari beberapa keterangan kewilayahan, yang mana melihat dari
populasinya, tidak ada yang mengetahui kepastiannya. Sebelum orang-orang eropa
berdatangan di Australia pada tahun 1788, benua ini telah didiami dan hanya
didiami oleh orang-orang aborigin saja. Daerah pesisir pantai dan daerah
pengairan sungai yang subur telah dipadati jumlah yang besar oleh populasi.
Sementara itu tiap-tiap daerah yang gersanghanya sedikit
saja yang didiami atau tidak ada yang mendiami sama sekali. Seluruh benua ini
terdapat 500 suku atau beberapa bagian suku, dengan namanya masing-masing.
Seluruh orang-orang aborigin, yang di pesisir pantai dan di daratan, menjadi
bagian dari suku pengembara atau semi pengembara, pengembara tersebut melintasi
tanah penduduk asli, mereka memburu dan mengumpulkan makanan.Mereka sadar bahwa
mereka membutuhkan sesuatu berupa agama untuk kelangsungan hidup mereka,
belakangan ini menjadi fakta yang menyedihkan terhadap agama mereka yakni tidak
memiliki agama atau pemimpin spiritual atau beberapa kitab injil yang telah biasa
dipahami.
2. Asal-usul alam semesta berhubungan dengan zaman kuno.
Suatu suku kuno dari orang-orang aborigin mempercayai
bahwa asal dari alam semesta terdapat dalam suatu konsep dari ‘’mimpi yang
kekal’’, selama ini daya fungsi asal alam semesta bermula dari zaman purba. Ini
menjadi permulaan zaman, yang pada awal perkembangannya dari alam semesta.
Sementara mitosnya kekuatan tersebut menjadikan suatu negri dan menimbulkan
kehidupan. Proses inilah, yang menjadikan manusia terlahir dan setelah itu,
menciptakan kekuatan kematian dan perubahan yang abadi.
3. Patung yang melambangkan suatu suku.
4. Pengenalan sakramen.
5. Ritual
Dalam fungsi keberagamaan, peran utama dalam ibadat
mendapatkan ketenangan untuk laki-laki saja. Apa saja yang menjadi praktek
dalam peribadatan itu yang terpenting menekankan pada ketekunan yang suci dan
dilangsungkan secara diam-diam. Dan wanita dilarang untuk melakukan ibadat yang
tekun itu. Bagi orang yang belum dewasa dalam peribadatannya, di dampingi oleh
laki-laki yang telah dewasa. Dan wanita diberikan dispensasi untuk
diikutsertakan dalam ibadat. Mengenai pribadatan yang komunitasnya dalam skala
besar, dan semua oarng tanpa melihat jenis kelaminnya membutuhkan menuai hasil
dari perbuatan baiknya.
6. Kehidupan dan kematian
Orang-orang di aborigin tidak memandang kehidupan dan
kematian yang dihadapkan dengan kejadian, akan tetapi mereka mulai memikirkan
prihal sesuatu permulaan dan pengakhiran. Kehidupan dimulai dari rohani yang
kuat yang muncul dari mimpi. Dan kematian terjadi dari rohani yang kuat pula
yang muncul dari mimpi.
7. Kelompok dan pernikahan.
Orang-orang aborigin
membagi pengetahuan sosial yaitu ‘’moities dan sub moities’’. Seseorang dalam
satu bagian dapat menikah hanya dengan kelompok yang lain. Bagi yang mendapat
bagian pertunangan dapat dilakukan dengan kelompok yang sama pula. Di sana
terdapat jalan lain pula dengan cara kawin kontrak yaitu dengan cara mengambil
alih janda yang ditinggalkan oleh suaminya levirate (seorang janda
diperbolehkanmenikah lagi dengan saudara suaminya asalkan suaminya telah
meninggal). Poligami dilaksanakan scara diam-diam ditempat yang sunyi pula
dengan batasan maksimum 5 kali.
8. Gagasan akhir.
Orang-orang aborigin memiliki pengetahuan yang minim
mengenai dunia diluarnya, dan mereka buruk pula dalam melengkapi
perlengkapannya untuk menghadapi serangan dari orang asing yang hendak datang
ke negerinya. Orang-orang eropa berhasil meyelesaikan dan menetapkan serta
mengembangkan Australia ini sejak abad 18. Orang-orang eropa tersebuat
menggencarkan agresi terhadap wilayah Australia dalam usaha penaklukannya.
Sehingga dengan hal ini mempengaruhi kebudayaan suku
aborigin tersebut. Dan pengaruh invansi ini mempengaruhi kehidupan dan
perekonomian mereka. Perselisihan pun terjadi antara penduduk asli Australia
dengan orang Eropa yang datang. Dan pada akhirnya orang-orang eropa mengajarkan
kebijaksanaan, yaitu “perdamaian oleh kekuatan’, yang mana pembunuhan dengan
skala besar pun digencarkan terhadap orang-orang aborigin dan mereka berhasil
dikuasai sampai tempat terpencil.
Akibatnya kebanyakan dari mereka yang terluka bahkan
banyak berjatuhan korban jiwa. Orang-orang yang berhasil selamat dari agresi
ini perlahan-lahan membuka diri mereka terhadap ajaran agama nashrani yang pada
akhirnya mereka mampu beradaptasi dengan ajaran tersebut.
[1]sami bin Abdullah al- Maghlouth, Atlas agama-agama, hal. 605
[2]Drs. Kuswanto, M.M, dkk, Ips Geografi, hal. 61
[3]http://id.wikipedia.org/wiki/Aborigin 22/3/2013. 21.00 Wib.
[4]Moinuddin Ahmed, Religions of all
mankind, hal. 271-275
Tidak ada komentar:
Posting Komentar