Senin, 27 Mei 2013

AGAMA SUKU ABORIGIN


RESPONDING PAPER
AGAMA SUKU ABORIGIN
Dosen Pembimbing:
Ibu Hj. Siti Nadroh, M.Ag

Intan Marhumah
1110032100050
PA/B/VI

Hari/Tanggal   : 13 Mei 2013
Waktu             : 08.00-09.45 WIB
Ruang              : FUF. 313
Pembicara        : - Laila Nihayati
                          - Rizky Yazid
Moderator       : Abdul Malik
Notulen           : Rahman Taufik
Pembanding    : -Fitra Neko
- Ridean





A. Sejarah Perkembangan Suku Aborigin
            Australia adalah benua terkecil yang luasnya mencapai 8 juta km2 dan dianggap sebagai benua terluas ke enam di dunia. Sebuah catatan resmi mengungkapkan bahwa ahli navigasi belanda, wiliem jansz sebenarnya menjadi orang pertama yang mencatat garis pantai australia.
            Kemudian pada pada tahun 1770 M, letnan james cook, seorang navigator inggris berhasil menentukan garis-garis pantai utamanya. Dia berlayar menyusuri garis pantai timur lalu menamakannya New South Wales dan menyatakan tanah tersebut milik inggris. Letnan Cook mampu menjadikan australia sebagai tempat pembuangan orang-orang terhukum inggris yang mengancam kedigdayaan negara Britania. Australia adalah benua yang memikat dengan keindahan alam dan keragaman iklim geografis yang cocok bagi petualang. Siapa saja yang menjejakan kaki di tanah Australia, tentu akan tercengang dengan suguhan panorama alam yang dimilikinya.
            Peninggalan suku aborigin menunjukkan bahwa mereka menetap di Australia bersama kelompok yang berbeda-beda sekitar 50 ribu tahun. Mereka mempunyai peradaban yang berkarakteristik. Peradaban yang paling terkenal adalah simbol gambar yang meriwayatkan kisah leluhur dan kepercayaan mereka tentang awal mula adanya alam semesta.
                        Luas keseluruhan benua Australia adalah 7.862.300 km2 atau sekitar empat kali luas daratan indonesia. Banyak gurun yang luas dan tandus sehingga tidak semua wilayah Australia dapat di huni oleh penduduk setempat.[2]
Autralia adalah negara serikat yang terdiri atas tujuh negara bagian. Ketujuh negara bagian itu adalah :
1. Australia barat dengan ibu kota Perth.
2. Victoria dengan ibu kota Melbourne.
3. Tasmania dengan ibukota Hobart.
4. Australia utara dengan ibu kota Darwin.
5.Australia selatan dengan ibu kota Adelaide.
6. Queensland dengan ibukota Brisbane.
7. New South Wales dengan ibu kota Sydney.
                        Kata Aborigin dalam bahasa Inggris mempunyai arti "penduduk asli/penduduk pribumi", dan mulai digunakan sejak abad ke-17 untuk mengacu kepada penduduk asli Australia saat itu. Sebutan ini diambil dari bahasa latin ab origine, yang berarti "dari awal" dan diperuntukan bagi penduduk yang sejak semula tinggal di suatu daerah atau pulau.<!--[if !supportFootnotes]-->[3]<!--[endif]--> Mereka selalu berpindah-pindah dari tempat yang satu ketempat yang lainnya di daerah pedalaman.
                        Hasil perekonomian autralia meliputi peternakan, pertanian, pertambangan, perindustrian, perikanan, kehutanan, dan pariwisata. Adapun faktor yang memperngaruhi kehidupan ekonomi penduduk Australia adalah sebagai berikut :
1. Sebagian besar wilayah Australia terdiri atas sabana dan stepa yang digunakan sebagai tempat penggembalaan ternak secara besar-besaran. Peternakan ini mampu meningkatkan pendapatan penduduk.
2. Daerah pertanian yang paling baik di Australia adalah dataran rendah  di bagian selatan dan Tasmania. Daerah itu selain mempunyai tanah yang subur juga hujannya sedang. Dengan kondisi itu, pertanian dapat dihasilkan dengan maksimal.
3. Wilayah Australia yang berteluk-teluk memberikan keuntungan bagi usaha penangkapan ikan. Situasi ini memudahkan nelayan menangkap ikan.
4. Australia dikenal sebagai salah satu negara industri utama di dunia. Hasil-hasil industrinya diekspor kenegara lain, termasuk Indonesia, yaitu berupa alat-alat berat, mesin, mobil, kain wol, dan makanan kaleng.

B. Ajaran dan Praktek keagamaanya
            Penduduk asli Australia menganut agama pagan. Salah satu kepercayaan mereka adalah keyakinan bahwa keturunan mereka terlahir dari makhluk yang datang dari alam lain. Mereka juga mempercayai bahwa keberadaan sesuatu yang hidup ini berasal dari mimpi makhluk dunia lain tersebut. Kemudian ia mewujudkannya ke dunia dan terjadilah bentuk yang kita lihat sekarang ini, seperti manusia dan hewan.
            Suatu pembelajaran mengenai agama dari Australia Aborigin dapat di golongkan dalam beberapa aspek:


1. Perpaduan suku kuno.
            Nenek moyang terdahulu dari suku aborigin di Australia telah menetap di negeri ini sekitar 25.000 SM. Mereka datang dari selatan-timur Asia. Akan tetapi dari beberapa keterangan kewilayahan, yang mana melihat dari populasinya, tidak ada yang mengetahui kepastiannya. Sebelum orang-orang eropa berdatangan di Australia pada tahun 1788, benua ini telah didiami dan hanya didiami oleh orang-orang aborigin saja. Daerah pesisir pantai dan daerah pengairan sungai yang subur telah dipadati jumlah yang besar oleh populasi.
            Sementara itu tiap-tiap daerah yang gersanghanya sedikit saja yang didiami atau tidak ada yang mendiami sama sekali. Seluruh benua ini terdapat 500 suku atau beberapa bagian suku, dengan namanya masing-masing. Seluruh orang-orang aborigin, yang di pesisir pantai dan di daratan, menjadi bagian dari suku pengembara atau semi pengembara, pengembara tersebut melintasi tanah penduduk asli, mereka memburu dan mengumpulkan makanan.Mereka sadar bahwa mereka membutuhkan sesuatu berupa agama untuk kelangsungan hidup mereka, belakangan ini menjadi fakta yang menyedihkan terhadap agama mereka yakni tidak memiliki agama atau pemimpin spiritual atau beberapa kitab injil yang telah biasa dipahami.
2. Asal-usul alam semesta berhubungan dengan zaman kuno.
            Suatu suku kuno dari orang-orang aborigin mempercayai bahwa asal dari alam semesta terdapat dalam suatu konsep dari ‘’mimpi yang kekal’’, selama ini daya fungsi asal alam semesta bermula dari zaman purba. Ini menjadi permulaan zaman, yang pada awal perkembangannya dari alam semesta. Sementara mitosnya kekuatan tersebut menjadikan suatu negri dan menimbulkan kehidupan. Proses inilah, yang menjadikan manusia terlahir dan setelah itu, menciptakan kekuatan kematian dan perubahan yang abadi.
3. Patung yang melambangkan suatu suku.
4. Pengenalan sakramen.
5. Ritual
            Dalam fungsi keberagamaan, peran utama dalam ibadat mendapatkan ketenangan untuk laki-laki saja. Apa saja yang menjadi praktek dalam peribadatan itu yang terpenting menekankan pada ketekunan yang suci dan dilangsungkan secara diam-diam. Dan wanita dilarang untuk melakukan ibadat yang tekun itu. Bagi orang yang belum dewasa dalam peribadatannya, di dampingi oleh laki-laki yang telah dewasa. Dan wanita diberikan dispensasi untuk diikutsertakan dalam ibadat. Mengenai pribadatan yang komunitasnya dalam skala besar, dan semua oarng tanpa melihat jenis kelaminnya membutuhkan menuai hasil dari perbuatan baiknya.
6.  Kehidupan dan kematian
            Orang-orang di aborigin tidak memandang kehidupan dan kematian yang dihadapkan dengan kejadian, akan tetapi mereka mulai memikirkan prihal sesuatu permulaan dan pengakhiran. Kehidupan dimulai dari rohani yang kuat yang muncul dari mimpi. Dan kematian terjadi dari rohani yang kuat pula yang muncul dari mimpi.
7. Kelompok dan pernikahan.
Orang-orang aborigin membagi pengetahuan sosial yaitu ‘’moities dan sub moities’’. Seseorang dalam satu bagian dapat menikah hanya dengan kelompok yang lain. Bagi yang mendapat bagian pertunangan dapat dilakukan dengan kelompok yang sama pula. Di sana terdapat jalan lain pula dengan cara kawin kontrak yaitu dengan cara mengambil alih janda yang ditinggalkan oleh suaminya levirate (seorang janda diperbolehkanmenikah lagi dengan saudara suaminya asalkan suaminya telah meninggal). Poligami dilaksanakan scara diam-diam ditempat yang sunyi pula dengan batasan maksimum 5 kali.
8. Gagasan akhir.
            Orang-orang aborigin memiliki pengetahuan yang minim mengenai dunia diluarnya, dan mereka buruk pula dalam melengkapi perlengkapannya untuk menghadapi serangan dari orang asing yang hendak datang ke negerinya. Orang-orang eropa berhasil meyelesaikan dan menetapkan serta mengembangkan Australia ini sejak abad 18. Orang-orang eropa tersebuat menggencarkan agresi terhadap wilayah Australia dalam usaha penaklukannya.
            Sehingga dengan hal ini mempengaruhi kebudayaan suku aborigin tersebut. Dan pengaruh invansi ini mempengaruhi kehidupan dan perekonomian mereka. Perselisihan pun terjadi antara penduduk asli Australia dengan orang Eropa yang datang. Dan pada akhirnya orang-orang eropa mengajarkan kebijaksanaan, yaitu “perdamaian oleh kekuatan’, yang mana pembunuhan dengan skala besar pun digencarkan terhadap orang-orang aborigin dan mereka berhasil dikuasai  sampai tempat terpencil.
            Akibatnya kebanyakan dari mereka yang terluka bahkan banyak berjatuhan korban jiwa. Orang-orang yang berhasil selamat dari agresi ini perlahan-lahan membuka diri mereka terhadap ajaran agama nashrani yang pada akhirnya mereka mampu beradaptasi dengan ajaran tersebut.

[1]sami bin Abdullah al- Maghlouth, Atlas agama-agama, hal. 605
[2]Drs. Kuswanto, M.M, dkk, Ips Geografi, hal. 61
[4]Moinuddin Ahmed, Religions of all mankind, hal. 271-275

Tidak ada komentar:

Posting Komentar