Jumat, 17 Mei 2013

AGAMA MESIR KUNO


RESPONDING PAPER
AGAMA MESIR KUNO
Dosen Pembimbing:
Ibu Hj. Siti Nadroh, M.Ag

Intan Marhumah
1110032100050
PA/B/VI

Hari/Tanggal   : 18 Maret 2013
Waktu             : 08.00-09.45 WIB
Ruang              : FUF. 313
Pembicara        : Faisal Wibowo (miss)
Moderator       : Muharom Syahrul Akbar
Notulen           : Dianita Irfa Wardhani
Pembanding    : - Nuralih
- Izzat M. Ghazali


            Mesir merupakan salah satu pusat peradaban tertua di dunia yang terletak di ujung Henua Afrika bagian utara. Peradaban Mesir tumbuh dan berkembang di sekitar aliran sungai Nil yang membentang sepanjang 6.671km. orang-orang Mesir diperkirakan telah menempati wilayah tersebut sejak 6000 tahun SM. Di tempat yang subur lah nenek moyang bangsa Mesir membangun daerah-daerah pemukiman dan memanfaatkan daerah-daerah yang subur tersebut sebagai lahan pertanian. Kesuburan tersebut telah menciptakan kemakmuran penduduk. Selain itu, Mesir secara geografis memiliki perlindungan alam berupa gurun. Gurun Nubia dan Gurun Sahara menjadikan Mesir terlindungi dari serangan bangsa asing. Bangsa Mesir mengenal tiga musim: Akhet (banjir), Peret (tanam), Shemu (panen).
Penduduk Mesir mulai menempati kawasan lembah sungai Nil sekitar tahun 5000-525 SM, yaitu sejak orang Mesir primitif periode perkembangan neolitik sampai pada perkembangan peradaban masa kekuasaan para Fir’aun Absolut. Secara kronologis, sejarah Mesir dapat di bagi menjadi beberapa periode. Sejarah Mesir sebelum tahun 3400 Smdisebut dengan periode prasejarah, periode kerajaan lama (3400-2475 SM), periode transisi feodalism (4275-2160 SM), periode pertengahan (2160-1780 SM),ditambah dengan periode dominasi Hykso (1780-1580 SM), dan periode emperium (1580-525 SM).
Masyarakat Mesir dibagi menjadi enam tingkatan sebagai berikut:
1.      Fir’aun dan keluarganya yang hidup mewah
2.      Para bangsawan yang juga hidup mewah
3.      Para pedagang dan pengusaha yang tinggal di kota-kota
4.      Para petani yang tinggal di desa-desa
5.      Para buruh yang tinggal di kota-kota
6.      Para budak yang dipekerjakan oleh para bangsawan dan fir’aun

A.    Perkembangan Pemerintah Mesir Kuno
Masa pemerintahan Mesir Kun dikelompokkan mejadi 3 kelompok yaitu:
a.       Zaman Kerajaan Tua (3000-2200 SM)
      Pada masa ini, Raja Menes berhasil menyatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir.dia kemudian di gantikan oleh Raja Chufu (Chefren) tahun 2200-2150 SM. Setelah itu, yang berkuasa adalah Raja Sesotris tahun 2150-2000 SM. Pada masa ini, makam raja-raja berbentuk piramida dan didepannya terdapat Sphink.
Sekitar tahun 1780 SM, seorang Asia dikenal oleh bangsa Mesir dengan Hykos, dengan pasukan berkuda dan kereta yang superior telah menaklukkan Mesir awasan Delta secara keseluruhan dan bertahap sampai pada lembah Nil bagian atas. Selama dua abad sampai tahun 1580 SM di bawah kekuasaan orang asing, telah melahirkan nasionalisme bangsa Mesir.
Thebes sebagai ibukota Mesir menjadi kota terkaya di dunia. Beberapa kuli taman yang indah dan rumah-rumah dan indah milik para pembesar membuat Thebes tampak lebih indah (Bogardus 1995: 58). Di bawah kekuasaan Amenhotep III (1411-1375 SM). Emperium Mesir mengalami kemunduran, yang di tandai dengan adanya kontroversi agama, dan kehilangan teritorial.
b.      Zaman Kerajaan Tengah (2000-1700 SM)
Sekitar tahun 2000-1800 SM terjadi perang saudara yaitu pada masa pemerintahan Raja Hatshepsut. Tahun 1800-1700 SM, kerajaan dalam keadaan genting. Pada masa genting inilah Raja Hatshepsut mengirimkan tentara ekspedisi ke Afrika Timur, sehingga saudagar-saudagar memperoleh pasaran baru. Kota karmak yang penuh dengan kuil diperbaiki dan didirikan Obeliks yang benar. Di Derel Bakri di bangun kuil yang indah. Dia juga membuat pemakaman rahasiadi gunung pasir (sebelah barat sungai Nil).
c.       Zaman Kerajaan Baru (1700-1100 SM)
      Sekitar tahun 1700 SM, Mesir di serang oleh bangsa Hyksos dari Asia. Sekitar tahun 1600 SM, bangsa Hyksos berhasil berhasil di usir. Raja yang terkenal adalah Thutmosis III.dia berhasil meperluas kekuasaan sampai ke Syiria dan pulau kereta.
      Sistem pemerintahan pada teritorial kerajaan Mesir lama adalah absolut secara ekstrim, seluruh kekuasaan berada dibawah tangan fir’aun. Pemerintahan Teokratik, dengan mengkombinasi agama dan fungsi politik. Di samping sebagai Raja, Fir’aun sebagai Dewa penguasa tanah dan spiritual. Dalam mengatur negara, Raja di bantu oleh seorang ketua bendahara dan dua orang perdana menteri. Sistem Paternalisme tiada lain adalah untuk melenggengkan kekuasaan dan kemakmuran keluarga Raja (Bogardus. 1995: 60).
      Perdagangan emperium memiliki empat rute. Lewat Kanal yang di kuntruksi sebagai penghubung antara laut merah dan daerah timur Delta. Impor Mesir adalah kulit unta, senjata-senjata dari logam, rempah-remaoh, kayu-kayu dan permadani.sementara eksporMesir adalah Gandung, linan, dan barang-barang kerjainan sebagai hasil olahan (Bogandus, 1995: 62).

B.     Sistem Hukum Mesir Kuno
            Sistem hukum di Mesir Kuno secararesmi disepakati oleh Fir’aun yang bertanggungjawab membuat peraturan, menciptakan keadilan, serta menjaga hukum dan keteraturan, sebuah konsep yang disebut masyarakat Mesir Kuno sebagai Ma’at.

C.    Sistem Perekonomian Mesir Kuno
            Sebagian besar perekonomian diatur secara ketat dari pusat. Bangsa Mesir kuno belum mengenal uang  koin hingga periode akhir sehingga mereka menggunakan uang barter berupa sekarung beras dan beberapa deben (satuan berat yang setara dengan 91 gram) tembaga atau perak sebagai deminatornya.
            Awalnya koin digunakan sebagai nilai standar dari logam mulia dibanding sebagai uang yang sebenarnya; baru beberapa abad kemudian koin mulai digunakan sebagai standar perdagangan.

D.    Sistem Kesenian Mesir Kuno
Selama 3500 tahun, seniman mengikuti bentuk artisktik dan ikonografi yang dikembangkan pada masa Kerajaan Lama. Aliran-aliran ini memiliki prinsip-prinsip ketat yang harus diikuti, mengakibatkan bentuk aliran ini tidak mudah berubah dan terpengaruh aliran lain. Seniman Mesir Kuno dapatmenggunaka batu dan kayu sebagi bahan dasar untuk memahat. Cat didapatkan dari mineral seperti bijih besi (merah dan kuning), bijih perunggu (biru dan hijau), jelaga dan arang (hitam), dan batu kapur (putih). Fir’aun menggunakan relief untuk mencatat kemenangan di pertempuran, dekrit kerajaan, atau peristiwa religius. Di masa Kerjaan pertengahan, model kayu atau tanah liat yang menggambarkan kehidupan sehari-hari menjadi populer utnuk ditambahkan di makam. Sebagai usuaha menduplikasi aktivitas hidup di kehidupan setelah kematian, model ini diberi bentuk buruh, rumah, perahu, bahkan formasi militer.

E.     Sistem Militer Mesir Kuno
Tentara Mesir Kuno melindungi ekspedisi penambangan ke Sinai pada masa Kerajaan Lama, dan terlibat dalam perang saudara selama periode menengah pertama dan kedua. Angkatan perang Mesirjuga bertanggungjawab untuk memberikan perlindungan  terhadap jalur perdagangan penting, seperti kota Buhen pada jalan menuju Nubia.
            Peralatan militer yang digunakan pada masa itu adlaah panah tombak, dan perisai berbahan dasar kerangka kayu dan kulit binatang. Pada masa Kerajaan Baru, angkatan perang mulai menggunakan kereta perang yang awalnya diperkenalkan oleh penyerang dari Hyksos. Senjata dan baju zirah terus berkembang setelah penggunaan perunggu: perisai di buat dari kayu padat dengan gesper perunggu, ujung tombak di buat dari perunggu, dan Kopesh (berasaldari tentara Asiatik) mulai digunakan.

F.     Sistem Tekhnologi Mesir Kuno
            Bangsa Mesir kuno telah mampu mengembangkan sebuah material klilap yang dikenal sebagai tembikar glasir bening, yang dianggap sebagai bahan artifisial yang cukup berharga. Tembikar glasir bening adalah keramik yang terbuat dari silika, sedikit kapur dan soda, serta bahan pewarna, biasanya tembaga.

G.    Arsitektur Mesir Kuno
            Karya asritektur Mesir Kuno yang paling terkenal antara lain: piramida Giza dan kuil di thebes. Proyek pembangunan dikelola dan didanai oleh pemerintah utnuk tujuan religius, sebagai bentuk peringatan, maupun untuk menunjukan kekuasaan Fir’aun. Bangsa Mesir Kuno mampu membangun striktur batu dengan peralatan sederhana namun efektif, dengan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi.
            Kuil-kuil tertua yang tersisa, seperti yang terletak di Gaza, terdiri dari ruang tunggal tertutupdengan lembaran atap yang didukung oleh pilar. Pada Kerajaan Baru, arsitek menambahkan Pilon, halaman terbuka, dan ruangan hypostyle; gaya ini bertahan hingga periode Yunani-Romawi. Arsitektur makam tertua yang berhasil ditemukan adalah mastaba, stuktur persegi panjang dengan atap datar yang terbuat dari batu dan bata. Struktur ini biasanya di bangun untuk menutupi ruang bawah tanah untuk menyimpan mayat.

H.    Sistem Pengobatan/Medis Mesir Kuno
            Tabib-tabib Mesir Kuno termasyhur dengan kemampuan pengobatan mereka dan beberapa seperti Imhotep, tetap di kenang meskipun telah lama meninggal. Herodutus mengatakan bahwa terdapat pembagian spesialisasi diantara tabib-tabib Mesir, misalnya; beberapa tabib hanya mengobati permasalahan pada kepala dan perut, sementara yang lainnya hanya mengobati masalah mata atau gigi. Pe;atihan untuk tabib terletak di Per Ankh atau institusi “Rumah Kehidupan”, yang paling terkenal terletak di Per-Bastet semasa Kerajaan Baru dan di Abydos serta Sais di periode akhir.


I.       Bahasa Mesir Kuno
Bahasa Mesir Kuno baru dapat dibaca di abad modern setelah ditemukannya sebuah prasasti perjanjian yang disebut dengan Btau Rosetta. Bati ini ditulis dengan bahasa Yunani Kuno, bahasa hieroglif, dan demotik. Berikut para ahli membagi bahasa Mesir ke dalam enam tahap:
Ø  Bahasa Mesir Kuno (sebelum 2600 SM)
Ø  Bahasa Mesir Lama (2600-2000 SM)
Ø  Bahasa Mesir Pertengahan (2000-1300 SM)
Ø  Bahasa Mesir Akhir (1300-700 SM)
Ø  Bahasa Mesir Demotik (abad ke-7 SM- abad ke-5 SM)
Ø  Bahasa Koptik (abad ke-4 SM- abad ke-17 M)

J.      Sistem Ketuhanan/Dewa-Dewi Mesir Kuno
            Sekitar 3000 SM agama resmi yang diakui Fir’aun sebagai Dewa anak-Inkarnasi dari dewa-anak.itu todak perlu, maka untuk mencari kehendak atau mandatdari Dewa matahari, perlu mandat yang diekspresikan melalui Dewa/Fir’aun. Keadilan tidak didasarkan pada kode hukum, tetapi pada keputusan Fir’aun sendiri, dibuat sesuai dengan adat.
            Dewa dan Dewi Mesir diwakili baik sebagai hewan lengkap atau berbentuk manusia dan semi manusia. Horus adalah Dewa wilayah Delta, diwakili dengan tubuh manusia dengan kepala Elang. Dewi Hathor berkepala wanita, bertubuh sapi. Anubis, menampilkan tubuh pria dan ibis. Dewi Sekhmet di bedakan oleh tubuh betina dan kepala singa betina.tueris berkepala buaya, bertubuh kuda nil, berkaki singa, dan berlengan manusia.dewa-dewi yang lain muncul dengan tubuh biantang lengkap dalam bentuk buaya, kucing, katak, belut, kuda nil, dan sebagainya.
            Agama Mesir Kuno menjadi agama rakyat, aturan-aturan di dominasi oleh penguasa yang dianggap sebagai Dewa (Bogardus, 1995:28), ritual mereka lebih dikonsentrasikan pada dramtisaasi kematian raja-raja (Bell, 1997: 5-6). Piramida-piramida merupakan manifestasi mereka.

K.    Ritual Mesir Kuno
            Ritual yang berkembang pada saat itu disebut sebagai ritual Ozres yang meyakini bahwa manusia baik raja atau rakyat biasanya akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya selama hidup di dunia. Adapun yang memiliki wewenang untuk menjatuhkan putusan adlaah Ozres yang di bantu oleh Dewa kebijaksanaan dan Ilmu yang bernama Taut, Onbez (Dewa pengubur mayat sekaligus penunjuk jalan di akhirat), Horez (anak Ozres), Ma’at (Dewa kebenaran dan keadilan) serta 42 hakim lainnya.


Merespon dari Makalah http://word.office.live.com/wv/WordView.aspx?FBsrc=http%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2Fdownload%2Ffile_preview.php%3Fid%3D354896811278635%26time%3D1369304566%26metadata&access_token=100000037047545%3AAVLal-Rq12gAzsWp8--2wjojyPBceMiojwfPInx2NSmldA&title=makalah+mesir+kuno.docx

Tidak ada komentar:

Posting Komentar