RESPONDING
PAPER
AGAMA
MESIR KUNO
Dosen
Pembimbing:
Ibu
Hj. Siti Nadroh, M.Ag
Intan
Marhumah
1110032100050
PA/B/VI
Hari/Tanggal
: 18 Maret 2013
Waktu : 08.00-09.45 WIB
Ruang : FUF. 313
Pembicara : Faisal Wibowo (miss)
Moderator : Muharom Syahrul Akbar
Notulen : Dianita Irfa Wardhani
Pembanding : - Nuralih
- Izzat M. Ghazali
Mesir merupakan salah satu pusat
peradaban tertua di dunia yang terletak di ujung Henua Afrika bagian utara.
Peradaban Mesir tumbuh dan berkembang di sekitar aliran sungai Nil yang
membentang sepanjang 6.671km. orang-orang Mesir diperkirakan telah menempati
wilayah tersebut sejak 6000 tahun SM. Di tempat yang subur lah nenek moyang
bangsa Mesir membangun daerah-daerah pemukiman dan memanfaatkan daerah-daerah
yang subur tersebut sebagai lahan pertanian. Kesuburan tersebut telah
menciptakan kemakmuran penduduk. Selain itu, Mesir secara geografis memiliki
perlindungan alam berupa gurun. Gurun Nubia dan Gurun Sahara menjadikan Mesir
terlindungi dari serangan bangsa asing. Bangsa Mesir mengenal tiga musim: Akhet
(banjir), Peret (tanam), Shemu (panen).
Penduduk
Mesir mulai menempati kawasan lembah sungai Nil sekitar tahun 5000-525 SM,
yaitu sejak orang Mesir primitif periode perkembangan neolitik sampai pada
perkembangan peradaban masa kekuasaan para Fir’aun Absolut. Secara kronologis,
sejarah Mesir dapat di bagi menjadi beberapa periode. Sejarah Mesir sebelum
tahun 3400 Smdisebut dengan periode prasejarah, periode kerajaan lama
(3400-2475 SM), periode transisi feodalism (4275-2160 SM), periode pertengahan
(2160-1780 SM),ditambah dengan periode dominasi Hykso (1780-1580 SM), dan
periode emperium (1580-525 SM).
Masyarakat
Mesir dibagi menjadi enam tingkatan sebagai berikut:
1.
Fir’aun dan
keluarganya yang hidup mewah
2.
Para bangsawan yang juga
hidup mewah
3.
Para pedagang dan
pengusaha yang tinggal di kota-kota
4.
Para petani yang
tinggal di desa-desa
5.
Para buruh yang
tinggal di kota-kota
6.
Para budak yang
dipekerjakan oleh para bangsawan dan fir’aun
A.
Perkembangan
Pemerintah Mesir Kuno
Masa
pemerintahan Mesir Kun dikelompokkan mejadi 3 kelompok yaitu:
a.
Zaman Kerajaan Tua
(3000-2200 SM)
Pada masa ini, Raja Menes berhasil
menyatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir.dia kemudian di gantikan oleh Raja Chufu
(Chefren) tahun 2200-2150 SM. Setelah itu, yang berkuasa adalah Raja Sesotris
tahun 2150-2000 SM. Pada masa ini, makam raja-raja berbentuk piramida dan
didepannya terdapat Sphink.
Sekitar tahun 1780
SM, seorang Asia dikenal oleh bangsa Mesir dengan Hykos, dengan pasukan berkuda
dan kereta yang superior telah menaklukkan Mesir awasan Delta secara
keseluruhan dan bertahap sampai pada lembah Nil bagian atas. Selama dua abad
sampai tahun 1580 SM di bawah kekuasaan orang asing, telah melahirkan
nasionalisme bangsa Mesir.
Thebes sebagai
ibukota Mesir menjadi kota terkaya di dunia. Beberapa kuli taman yang indah dan
rumah-rumah dan indah milik para pembesar membuat Thebes tampak lebih indah
(Bogardus 1995: 58). Di bawah kekuasaan Amenhotep III (1411-1375 SM). Emperium
Mesir mengalami kemunduran, yang di tandai dengan adanya kontroversi agama, dan
kehilangan teritorial.
b.
Zaman Kerajaan
Tengah (2000-1700 SM)
Sekitar tahun
2000-1800 SM terjadi perang saudara yaitu pada masa pemerintahan Raja
Hatshepsut. Tahun 1800-1700 SM, kerajaan dalam keadaan genting. Pada masa
genting inilah Raja Hatshepsut mengirimkan tentara ekspedisi ke Afrika Timur,
sehingga saudagar-saudagar memperoleh pasaran baru. Kota karmak yang penuh
dengan kuil diperbaiki dan didirikan Obeliks yang benar. Di Derel Bakri di
bangun kuil yang indah. Dia juga membuat pemakaman rahasiadi gunung pasir
(sebelah barat sungai Nil).
c.
Zaman Kerajaan Baru
(1700-1100 SM)
Sekitar tahun 1700 SM, Mesir di serang
oleh bangsa Hyksos dari Asia. Sekitar tahun 1600 SM, bangsa Hyksos berhasil
berhasil di usir. Raja yang terkenal adalah Thutmosis III.dia berhasil
meperluas kekuasaan sampai ke Syiria dan pulau kereta.
Sistem pemerintahan pada teritorial
kerajaan Mesir lama adalah absolut secara ekstrim, seluruh kekuasaan berada
dibawah tangan fir’aun. Pemerintahan Teokratik, dengan mengkombinasi agama dan
fungsi politik. Di samping sebagai Raja, Fir’aun sebagai Dewa penguasa tanah
dan spiritual. Dalam mengatur negara, Raja di bantu oleh seorang ketua
bendahara dan dua orang perdana menteri. Sistem Paternalisme tiada lain adalah
untuk melenggengkan kekuasaan dan kemakmuran keluarga Raja (Bogardus. 1995:
60).
Perdagangan emperium memiliki empat rute.
Lewat Kanal yang di kuntruksi sebagai penghubung antara laut merah dan daerah
timur Delta. Impor Mesir adalah kulit unta, senjata-senjata dari logam,
rempah-remaoh, kayu-kayu dan permadani.sementara eksporMesir adalah Gandung,
linan, dan barang-barang kerjainan sebagai hasil olahan (Bogandus, 1995: 62).
B.
Sistem
Hukum Mesir Kuno
Sistem hukum di Mesir Kuno
secararesmi disepakati oleh Fir’aun yang bertanggungjawab membuat peraturan,
menciptakan keadilan, serta menjaga hukum dan keteraturan, sebuah konsep yang
disebut masyarakat Mesir Kuno sebagai Ma’at.
C.
Sistem
Perekonomian Mesir Kuno
Sebagian besar perekonomian diatur
secara ketat dari pusat. Bangsa Mesir kuno belum mengenal uang koin hingga periode akhir sehingga mereka
menggunakan uang barter berupa sekarung beras dan beberapa deben (satuan berat
yang setara dengan 91 gram) tembaga atau perak sebagai deminatornya.
Awalnya koin digunakan sebagai nilai
standar dari logam mulia dibanding sebagai uang yang sebenarnya; baru beberapa
abad kemudian koin mulai digunakan sebagai standar perdagangan.
D.
Sistem
Kesenian Mesir Kuno
Selama
3500 tahun, seniman mengikuti bentuk artisktik dan ikonografi yang dikembangkan
pada masa Kerajaan Lama. Aliran-aliran ini memiliki prinsip-prinsip ketat yang
harus diikuti, mengakibatkan bentuk aliran ini tidak mudah berubah dan
terpengaruh aliran lain. Seniman Mesir Kuno dapatmenggunaka batu dan kayu
sebagi bahan dasar untuk memahat. Cat didapatkan dari mineral seperti bijih
besi (merah dan kuning), bijih perunggu (biru dan hijau), jelaga dan arang
(hitam), dan batu kapur (putih). Fir’aun menggunakan relief untuk mencatat
kemenangan di pertempuran, dekrit kerajaan, atau peristiwa religius. Di masa
Kerjaan pertengahan, model kayu atau tanah liat yang menggambarkan kehidupan
sehari-hari menjadi populer utnuk ditambahkan di makam. Sebagai usuaha
menduplikasi aktivitas hidup di kehidupan setelah kematian, model ini diberi
bentuk buruh, rumah, perahu, bahkan formasi militer.
E.
Sistem
Militer Mesir Kuno
Tentara
Mesir Kuno melindungi ekspedisi penambangan ke Sinai pada masa Kerajaan Lama,
dan terlibat dalam perang saudara selama periode menengah pertama dan kedua.
Angkatan perang Mesirjuga bertanggungjawab untuk memberikan perlindungan terhadap jalur perdagangan penting, seperti
kota Buhen pada jalan menuju Nubia.
Peralatan militer yang digunakan
pada masa itu adlaah panah tombak, dan perisai berbahan dasar kerangka kayu dan
kulit binatang. Pada masa Kerajaan Baru, angkatan perang mulai menggunakan
kereta perang yang awalnya diperkenalkan oleh penyerang dari Hyksos. Senjata
dan baju zirah terus berkembang setelah penggunaan perunggu: perisai di buat
dari kayu padat dengan gesper perunggu, ujung tombak di buat dari perunggu, dan
Kopesh (berasaldari tentara Asiatik) mulai digunakan.
F.
Sistem
Tekhnologi Mesir Kuno
Bangsa Mesir kuno telah mampu
mengembangkan sebuah material klilap yang dikenal sebagai tembikar glasir
bening, yang dianggap sebagai bahan artifisial yang cukup berharga. Tembikar
glasir bening adalah keramik yang terbuat dari silika, sedikit kapur dan soda, serta
bahan pewarna, biasanya tembaga.
G.
Arsitektur
Mesir Kuno
Karya asritektur Mesir Kuno yang
paling terkenal antara lain: piramida Giza dan kuil di thebes. Proyek
pembangunan dikelola dan didanai oleh pemerintah utnuk tujuan religius, sebagai
bentuk peringatan, maupun untuk menunjukan kekuasaan Fir’aun. Bangsa Mesir Kuno
mampu membangun striktur batu dengan peralatan sederhana namun efektif, dengan
tingkat akurasi dan presisi yang tinggi.
Kuil-kuil tertua yang tersisa,
seperti yang terletak di Gaza, terdiri dari ruang tunggal tertutupdengan
lembaran atap yang didukung oleh pilar. Pada Kerajaan Baru, arsitek menambahkan
Pilon, halaman terbuka, dan ruangan hypostyle; gaya ini bertahan hingga periode
Yunani-Romawi. Arsitektur makam tertua yang berhasil ditemukan adalah mastaba,
stuktur persegi panjang dengan atap datar yang terbuat dari batu dan bata.
Struktur ini biasanya di bangun untuk menutupi ruang bawah tanah untuk
menyimpan mayat.
H.
Sistem
Pengobatan/Medis Mesir Kuno
Tabib-tabib Mesir Kuno termasyhur dengan
kemampuan pengobatan mereka dan beberapa seperti Imhotep, tetap di kenang
meskipun telah lama meninggal. Herodutus mengatakan bahwa terdapat pembagian
spesialisasi diantara tabib-tabib Mesir, misalnya; beberapa tabib hanya
mengobati permasalahan pada kepala dan perut, sementara yang lainnya hanya
mengobati masalah mata atau gigi. Pe;atihan untuk tabib terletak di Per Ankh
atau institusi “Rumah Kehidupan”, yang paling terkenal terletak di
Per-Bastet semasa Kerajaan Baru dan di Abydos serta Sais di periode akhir.
I.
Bahasa
Mesir Kuno
Bahasa
Mesir Kuno baru dapat dibaca di abad modern setelah ditemukannya sebuah
prasasti perjanjian yang disebut dengan Btau Rosetta. Bati ini ditulis dengan
bahasa Yunani Kuno, bahasa hieroglif, dan demotik. Berikut para ahli membagi
bahasa Mesir ke dalam enam tahap:
Ø Bahasa Mesir Kuno (sebelum 2600 SM)
Ø Bahasa Mesir Lama (2600-2000 SM)
Ø Bahasa Mesir Pertengahan (2000-1300 SM)
Ø Bahasa Mesir Akhir (1300-700 SM)
Ø Bahasa Mesir Demotik (abad ke-7 SM- abad
ke-5 SM)
Ø Bahasa Koptik (abad ke-4 SM- abad ke-17
M)
J.
Sistem
Ketuhanan/Dewa-Dewi Mesir Kuno
Sekitar 3000 SM agama resmi yang
diakui Fir’aun sebagai Dewa anak-Inkarnasi dari dewa-anak.itu todak perlu, maka
untuk mencari kehendak atau mandatdari Dewa matahari, perlu mandat yang
diekspresikan melalui Dewa/Fir’aun. Keadilan tidak didasarkan pada kode hukum,
tetapi pada keputusan Fir’aun sendiri, dibuat sesuai dengan adat.
Dewa dan Dewi Mesir diwakili baik
sebagai hewan lengkap atau berbentuk manusia dan semi manusia. Horus adalah
Dewa wilayah Delta, diwakili dengan tubuh manusia dengan kepala Elang. Dewi
Hathor berkepala wanita, bertubuh sapi. Anubis, menampilkan tubuh pria dan
ibis. Dewi Sekhmet di bedakan oleh tubuh betina dan kepala singa betina.tueris
berkepala buaya, bertubuh kuda nil, berkaki singa, dan berlengan
manusia.dewa-dewi yang lain muncul dengan tubuh biantang lengkap dalam bentuk
buaya, kucing, katak, belut, kuda nil, dan sebagainya.
Agama Mesir Kuno menjadi agama
rakyat, aturan-aturan di dominasi oleh penguasa yang dianggap sebagai Dewa
(Bogardus, 1995:28), ritual mereka lebih dikonsentrasikan pada dramtisaasi
kematian raja-raja (Bell, 1997: 5-6). Piramida-piramida merupakan manifestasi
mereka.
K.
Ritual
Mesir Kuno
Ritual yang
berkembang pada saat itu disebut sebagai ritual Ozres yang meyakini bahwa
manusia baik raja atau rakyat biasanya akan dimintai pertanggungjawaban atas
perbuatannya selama hidup di dunia. Adapun yang memiliki wewenang untuk
menjatuhkan putusan adlaah Ozres yang di bantu oleh Dewa kebijaksanaan dan Ilmu
yang bernama Taut, Onbez (Dewa pengubur mayat sekaligus penunjuk jalan di akhirat),
Horez (anak Ozres), Ma’at (Dewa kebenaran dan keadilan) serta 42 hakim lainnya.
Merespon dari Makalah http://word.office.live.com/wv/WordView.aspx?FBsrc=http%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2Fdownload%2Ffile_preview.php%3Fid%3D354896811278635%26time%3D1369304566%26metadata&access_token=100000037047545%3AAVLal-Rq12gAzsWp8--2wjojyPBceMiojwfPInx2NSmldA&title=makalah+mesir+kuno.docx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar