LAPORAN PENELITIAN
MENGENAL AGAMA SIKH
(Studi Lapangan: Agama Sikh, Ciputat-Tangsel)
Makalah ini diajukan untuk Memenuhi Tugas Mingguan
Pada Mata kuliah Agama-Agama Minor
Dosen pembimbing:
Dra. Hj. Siti Nadroh, MA
Disusun oleh:
Intan Marhumah
(1110032100050)
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Dengan
banyaknya agama yang muncul di muka Bumi ini, maka setiap agama ada sekelompok
umat yang menyakini dan menerimanya. berbagai buku telah dikarang dan
diterbitkan untuk menjelaskan berbagai agama.
Agama Sikh adalah sebuah agama monoteistik yang
diasaskan mengikut ajaran Guru
Nanak dan
sembilan orang guru lain di Punjab, India pada abad
ke-15. Agama Sikhisme adalah agama
kelima terbesar di dunia, dengan lebih daripada 23
juta penganut.
Kata Sikh mengandung arti
murid, dan Sikha berarti murid atau pengikut sikh. Adajuga yang
mengartikan Sikh sebagai “suatu masyarakat Agama di India dan Pakistan” atau
suatu sekte keagamaan yang berasal dari penyelewengan terhadap
“Brahmanis-Hinduisme.” Agama Sikh dikatakan juga sebagai “sinkretis” karena ia
didirikan dengan maksud “memperdamaikan antara Islam dan Hinduisme.” Di India,
Islam menggabungkan diri dengan Hindu kemudian terciptalah Agama Sikh.[1]
1.2. TUJUAN
Tujuan penulis membuat karya ilmiah yang berjudul “Mengenal Lebih Dekat
Agama Sikh” adalah :
Ø Memberikan informasi kepada pembaca mengenai Agama Sikh yang berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan
dengan Agama Sikh.
Ø Sebagai pemenuhan terhadap tagihan tugas laporan penelitian
setelah kunjungan
yang dibutuhkan sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Agama-Agama Minor.
Ø Memberikan wawasan yang lebih dalam memahami tentang Agama Sikh.
1.3.METODE
Metode yang digunakan penulis dalam
mengumpulkan data penulisan karya ilmiah ini adalah metode studi lapangan yang terkait dan data dari internet.
1.4.<!--[endif]-->
SISTEMATIKA PENULISAN
Peulisan makalah ini terdiri dari 3 bab . Bab pertama yaitu pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan,
metode, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab kedua yaitu berisi tentang penjelasan materi. Bab terakhir yaitu bab penutup yang
berisi kesimpilan, Lampira-lampiran dan Daftar Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah dan
Perkembangan Agama Sikh
Agama Sikh bermula di Sultanpur, berhampiran Amritsar di wilayah
Punjab, India. Pengasas agama ini ialah Guru Nanak (1469-1539), Agama Sikh
percaya kepada adanya satu Tuhan dan dipanggil waheguru. Selepas beliau
meninggal dunia, penggantinya juga diberi pangkat guru. Sebanyak sepuluh guru
telah mengambil alih tempat beliau dan secara perlahan-lahan. Rangkaian ini
berakhir pada tahun 1708 selepas kematian Gobind Singh yang tidak meninggalkan
pengganti manusia tetapi meninggalkan satu himpunan skrip suci yang dipanggil
Adi Granth. Skrip ini kemudian diberi nama Guru Granth Sahib. Gobind Singh juga
telah menumbuhkan sebuah persatuan "Persaudaraan Khalsa Sikh" dan
memulakan pemakaian seragam untuk lelaki Sikh yang taat kepada agamanya yang
diberi gelaran "Lima K".Sikhisme adalah sebuah agama monoteistik yang
diasaskan mengikut ajaran Guru Nanak dan sembilan orang guru lain di Punjab,
India pada abad ke-15. Agama Sikhisme adalah agama keenam terbesar di dunia,
dengan lebih daripada 23 juta penganut.[2]
Seperti
yang telah disebut diatas, pendiri agama Sikh ini adalah Guru Nanak. Beliau lahir
pada tanggal 15 April 1469, di Tawlandi Rai Bhoe, sebuah desa kecil di tepi
sungai Ravi, sekitar epat kilometer sebelah barat Lahore, Ibukota Wilayah
Punjab.desa tersebut saat ini di kenal dengan nama Nankana Sahib yang
mengandung arti “desa tempat kelahiran Nanak.” Dari sudut kacamata Hindu, orang
tuanya berasal dari kasta ksatria.
Diceritakan,bahwa
Nanak adalah seorang yang cerdas. Pada umur yang sangat muda yaitu lima tahun,
ia sudah mulai berbicara tentang Tuhan dan gaya bicaranya yang lancar juga
membuat kagum semua orang.[3]
Pada usia tujuh tahun ia diserahkan kepada guru desa untuk belajar membaca dan
menghitung. Karen kepintarannya, dalam waktu yang singkat ia berhasil kedua
dasar pengetahuan pokok tersebut. Selanjutnya, ia diserahkan kepada seorang Maulavi
desa untuk belajar bahasa Persia dan Arab. Disamping itu, menurut cerita ia
juga mempelajari Al-Qur’an dan sastra Arab atau sastra Islam pada Sayyid Hasan,
seorang guru sufi pada waktu itu.[4]
Beberapa tahun kemudian, ketika beliau
mencapai usia yang menurut tradisi Hindu harus mengikuti upacara Upayanama
(inisiasi) untuk menerima tanda penyucian, ia menolak segala upacara itu,
termasuk tanda penyucian tersebut bagi dirinya. Nanak selalu melawan
adat-istiadat kolot agama Hindu.
Guru
Nanak menghabiskan sisa hidupnya di Kartapur, tempat jemaah-jemaah besarnya
selalu hadir dan mendengarkan dia berkhotbah. Setiap orang yang mendengar dan
melihat ia berkhotbah selalu terpesona oleh kesalehandan kepribadiannya yang
luar biasa, juga kesucian jiwanya yang sangat kentara dalam seitap tingkah
lakunya. Dia benar-benar merupakan hamba Tuhan dan kemanusiaan.
Pada
hari wafatnya pada tanggal 22 September 1539, pada usia 70 tahun. Suatu
perselisihan dan pertengkaran terjadiantara kaum Hindu dan umat Islam,
masing-masing pihak memperebutkan bahwa pihaknya lah yang berhak merawat
jenazah Guru Nanak sesuai dengan ajaran yang dianutnya. Kaum Hindu mengatakan,
bahwa Nanak adalah orang yang beragama Hindu, sebab beliau dilahirkan di rumah
dan keluarga Hindu. Sementara, umat Islam mengatakan, bahwa Nanak adalah
seorang Muslim karena beliau percaya kepada syahadat Islam dan sudah melaksakan
rukun Islam yang kelima, yaitu naik Haji.pertengkaran itu berakhir denga
sendirinya, karena ketika mereka menurup jenazah Guru Nanak, mereka hanya
mendapati setumpuk kembang dan tidak menemukan jasadnya.
Dalam sejarah agama Sikh, pengikut mereka hanya
mempercayai dan mengikuti 10 orang guru yang sangat besar peranannya dalam
agama Sikh, diantaranya:Dan berikut adalah daftar dari 10 orang pemimpin agama
Sikh.
1. Shri Guru Nanak Sahib Ji
2. Shri Guru Angad sahib Ji
3. Shri Guru amardas Sahib Ji
4. Shri Guru Ramdass Sahib Ji
5. Shri Guru Arjan Sahib Ji
6. Shri Guru Hargobind Sahib Ji
7. Shri Guru Har Rai Sahib Ji
8. Shri Guru Har Krishan Sahib Ji
9. Shri Guru Teg Bahadur Sahib Ji
10. Shri Guru Gobind Singh Sahib Ji
B. Ajaran Agama
Sikh
a. Konsep Ketuhanan
Berkaitan dengan konsep ketuhanan, definisi terbaik yang dapat
diberikan oleh orang-orang Sikh adalah konsep ‘Mul Mantra’. Konsep ini menjadi
landasan fundamental agama Sikh yang termuat di dalam bagian permulaan kitab
suci agama Sikh yaitu Sri Guru Granth Shahib. Dalam kitab Sri Guru Granth
Shahib volume 1, pasal 1 ayat 1 disebutkan istilah ‘Japoji Mul Mantra’. Ayat
tersebut berbunyi “Hanya ada Allah Tuhan Yang Esa”. Tuhan itu disebut Dadru,
‘Sang Pencipta’, atau ‘Dia yang terbebas dari rasa takut dan rasa kebencian’,
‘Dia Yang Kekal’, ‘Dia yang tidak dilahirkan’. Agama Sikh ini secara tegas
menyatakan diri sebagai agama mo-notheisme. Dan Tuhan Yang Maha Kuasa yang
tidak tampak wujudnya itu disebut ‘Ek Omkara’, sedangkan Tuhan yang tampak
wujudnya disebut ‘Omkara’.
Guru Granth
Shahib memberikan nama-nama yang beragam kepada bentuk penampakan Tuhan ini
(Omkara), atau yang disebut dengan ‘Kartar’ (Sang Pencipta), ‘Akal’ (Yang
Abadi), ‘Satyanama’ (Yang Maha Suci), ‘Shahib’ (Tuhan), ‘Parvadigar’ (Sang
Pemelihara), ‘Rahim’ (Sang Pengasih), ‘Karim’ (Yang Mulia). Tuhan juga mempunyai gelar lain yang disebut dengan ‘Wahe Guru’,
yang berarti satu Tuhan yang sejati.
Disamping mempercayai ajaran monotheisme, agama Sikh juga menentang
ajaran Avtarvada, yakni konsep titisan (inkarnasi) Tuhan. Orang-orang Sikh ini
meyakini bahwa Tuhan tidak bisa mengambil wujud berupa manusia. Mereka tidak
percaya bahwa Tuhan bisa melakukan inkarnasi, dan mereka juga melarang
pe-nyembahan-penyembahan terhadap berhala-berhala. Guru Nanak sangat
dipengaruhi oleh ajaran Kabir. Tidak mengherankan, bila Anda membaca ‘Sri Guru
Granth Shahib’, terdapat beberapa bab yang mengandung untaian ‘Do has’ dari
Sant Kabir. ‘Dukh mein sumren sab kare, Sukh mein kare na koi. Joi sukh mein
sumren kare, to dukh kahe hoi’. Artinya, setiap orang akan ingat kepada
Tuhannya tatkala ia berada dalam lilitan masalah, tetapi tidak seorangpun yang mengingat-Nya
tatkala berada dalam keadaan senang dan bahagia. Seseorang yang bisa mengingat
Tuhan tatkala berada dalam keadaan senang dan bahagia, bagaimana mungkin ia
akan terjatuh ke dalam masalah .
b. Tentang Ibadah
Dan Tempat Yang Disucikan
Gurdwara adalah sebuah kuil peribadatan pemeluk Sikh. Gurdwara di
Amritsar, nama resminya Harmandir Sahib, berwarna emas, bersinar gemilang. Kuil
ini terletak di tengah danau berbentuk persegi. Tanah di sekitarnya berupa
lantai pualam. Amritsar semula adalah nama danau. Amrit Sarovar berarti danau
air suci. Kemudian menjadi nama kompleks kuil ini. Sampai akhirnya, seluruh
kota ini dinamai Amritsar. Danau ini begitu suci. Ratusan umat Sikh mencelupkan
diri ke dalam airnya yang sejuk. Ritual mandi ini bukan sekadar membasuh diri
secara badani, tetapi punya juga pembasuhan dan penyucian jiwa spiritual.
Ada sedikitnya 15 juta penganut agama Sikh di India. Pria Sikh
dikenali dengan mudah dari turban mereka yang membumbung tinggi. Mereka selalu
menutup rambut panjang mereka dengan turban. Dalam agama Sikh, kesh atau rambut
yang terpotong, adalah salah satu simbol terpenting. Sepanjang apa pun, rambut,
jenggot, dan semua bulu yang tubuh di sekujur tubuh tak boleh dipotong. Kaum
pria menyembunyikan rambut panjangnya dengan rapi di bawah surban mereka. Kaum
wanita selain berambut panjang juga tidak boleh mencukur alis. Rambut punya
arti yang penting dalam agama ini. Memasuki tempat suci ini, semua orang
diharuskan untuk menutup rambutnya, boleh dengan surban, topi, kerudung, atau
kain.
c. Konsep Kemanusiaan
Bagi kaum laki-laki
Sikh, diharamkan merokok, dan kebanyakan memakai sorban. Umat Sikh paling pantang makan sapi, mereka hanya memakan sayur dan buah-buahan saja
(vegetarian). Guru Nanak mengajarkan bahwa
seluruh umat manusia adalah satu serta meletakkan dasar bagi pengangkatan
martabat manusia di kalangan masyarakat Hindu bukan atas dasar kasta, akan
tetapi atas dasar kodrat dan kecenderungan manusia itu sendiri. Derajat
seseorang ditentukan oleh amal kebajikannya.Manusia harus hidup dengan
mengutamakan kesempurnaan moral, karena nilai manusia terletak pada tinggi
rendahnya moral. Dalam Agama Sikh
tidak diperbolehkan untuk bercerai dalam pernikahan dan tidak diperbolehkan
poligami.
Agama Sikh
menganjarkan kepada umatnya untuk memjauhkan dirinya dari 5 hal yang bisa
disebut juga dengan syetan bagi mereka,namun sesungguhnya mereka tidak
mempercayai akan adanya makhluk gaib. 5 hal yang harus mereka jauhi itu ialah:
1. Krad (murka)
2. Lob (Serakah)
3. Kam (Nafsu
4. Moh (Bodoh)
5. Ahawar (Ego yang berlebihan)
d. Tentang Aspek
Eskatologi (Hidup Setelah Mati)
Kepercayaan dalam agama Sikh tentang hidup setelah mati rupanya
ajarannya sama dengan Islam. Adapun perbedaan yang mendasar didalam ajaran
agama Sikh dengan agama Islam adalah tidak adanya kepercayaan di dalam agama
Sikh tentang konsep
surga-neraka dan hari akhir.
Mereka masih mempercayai nirwana atau bersatunya dengan Tuhan yang diajarkan oleh agama Hindu Brahmana.
C. Kitab Suci
Agama Sikh
Kitab sucinya setebal 1430 halaman dan dinamakan Shree Guru Granth Sahib
Ji. Setelah berakhirnya jabatan guru
yang kesepuluh, sehingga yang menjadi guru kaum Sikh adalah kitab sucinya. Ada
2 kitab suci dalam agama Sikh, yakni:
1. Adi Granth
Kitab suci ini disebut
juga Guru Grant Sahib dan merupakan kitab yang disusun oleh guru yang kelima,
Arjun, di Amritsar. Kitab ini mempunyai 3 versi, yaitu Kartar Vali Bir, Bhai
Banno Vali Bir dan Dam Dama Vali Bir. Tulisan-tulisan didalamnya digolongkan
menjadi 3 macam: pertama, nyanyian-nyanyian suci yang disusun oleh guru-guru
Sikh. Kedua, nyanyian yang berasal dari kaum mistik, baik yang beragama Hindu
maupun kaum sufi.Ketiga, pujian-pujian yang ditujukan terhadap guru-guru Sikh.
Kitab suci ini disebut
Dasvin Padshah ka Granth dan merupakan kumpulan tulisan guru kesepuluh, Govind
Singh. Isinya dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian mitologi, bagian yang
bercorak filosofis, bagian yang berisi otobiografi dan bagian yang ada sangkut
pautnya dengan masalah hawa nafsu atau erotik.[5]
Umat Sikh di kenal dengan 5 K, yaitu:
Umat Sikh di kenal dengan 5 K, yaitu:
- Kesh yang berarti rambut. Dalam agama Sikh rambut merupakan adalah hadiah dari tuhan dan yang dipercayakan kepada manusia. Jadi untuk menjaga sesuatu yang di beri tuhan adalah merupakan sesuatu kewajiban yang utama bagi pengikut agama Sikh. Seperti yang telah disebutkan di atas, rambut merupakan symbol dari kepercayaan kepada tuhan dan merupakan kemauan dari tuhan serta mengajarkan kepada manusia untuk kerendahan hati.
- Khanga yang berarti sisir. Sisir selalu di gunakan oleh pengikut agama Sikh untuk menyisir rambutnya dari kekusutan dan membersihkan rambut dari kotoran. Sisir ini terbuat dari kayu. Dan sisir ini adalah simbo dari kebersihan pengikut agama Sikh. Dan juga untuk membersihkan pikiran, pengikut agama Sikh selalu menyebut nama tuhan berulang kali di dalam hati. Kalau dalam Islam adalah Dzikir.
- Kachha yang berarti celana pendek. Celana ini merupakan salah satu jenis dari pakaian dalam yang agak panjang. Dimana ini adalah merupakan symbol dari pengawasan terhadap diri sendiri dan sifat noral yang tinggi. Kachha di gunakan sendiri tanpa menyebabkan malu. Dan ini juga di gunakan untuk cuaca yang panas dan dapat juga di gunakan untuk berenang dan untuk aktivitas olahraga.
- Kirpan merupakan pedang kecil. Panjangnya sekitar 6” to 9”. Ini merupakan simbol dari aktifitas kebaikan, penghormatan dan juga penghormatan pada diri sendiri.
D. Praktek
Keagamaan Agama Sikh
Agama Sikh tidak banyak merumuskan upacara ibadat. Ibadat yang paling pokok
adalah semadi dalam rangka mengingat Tuhan untuk menyucikan rohani dari
pengaruh-pengaruh yang menjauhkan manusia dari Tuhan, mereka juga mengenal
sujud dan menyanyi di kuil dan inti dari ibadatnya adalah zikir. Selain dari itu, kaum Sikh juga
menjadikan tradisi menyikat rambut 2 kali sehari dan membaca serta menyanyikan
syair-syair yang terdapat dalam kitab suci mereka setiap hari sebagai ibadat.
Umat Sikh
juga berkewajiban untuk melaksanakan shalat, sebanyak tiga waktu. Yakni,
sebelum matahari terbit, sebelum matahari terbenam, dan menjelang tidur.
Prakteknya, dengan berdiri dan duduk kemudian berdoa, tidak berfokus untuk
menghadap kiblat, menghadap mana saja ibadah itu dapat dilakukan. Do’a dalam
agama Sikh terkumpul dalam Ardass. Semua do’a dalam Ardass selalu diakhiri
dengan kata “Serbatkapla” (perdamaian untuk semua).
Proses
pengurusan jenazah setelah umat sikh meninggal yakni dengan cara di do’akan
setelah itu di bakar atau di kremasi. Karena umat Sikh tidak percaya akan
kuburan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama Sikh termasuk ke dalam kelompok agama non-Semitik, Arya, dan
non-Vedic. Meskipun hanya sedikit pengikutnya dibandingkan dengan agama-agama
besar lainnya, agama Sikh menjadi bagian atau cabang dari agama Hindu. Agama
Sikh didirikan oleh Guru Nanak Shahib pada akhir abad kelima belas. Aga-ma Sikh
berasal dari wilayah Pakistan dan India Barat Laut, tepatnya dari wilayah
Punjab, yang dikenal sebagai daerah dengan lima sungai. Agama Sikh yang
didirkan oleh Guru Nanak Shahib ini juga dikenal dengan sebutan ‘agama dengan
sepuluh guru’. Guru yang pertama yang mendirikan agama Sikh ini adalah Guru
Nanak Sha-hib dan guru yang terakhir atau yang kesepuluh adalah Guru Govinda
Shahib. Guru Nanak Shahib berasal dari keluarga kasta Satria namun beliau
banyak terpengaruh oleh pergaulan dengan orang-orang Muslim. Kata ‘Sikh’
diambil dari kata ‘Sisya’ yang berarti ‘murid’ atau ‘pengikut’
Di dalam agama Sikh sendiri mereka mempunyai lambang tersendiri
yang membedakan mereka dari bangsa India, adapun tanda-tanda mereka yang
istimewa ialah:
1.
Kes, yaitu berambut panjang.
2.
Kunga, sisir kayu pendek di kepala.
3.
Kach, kulit badan yang dicacah (tato)
4.
Kara, berkalung besi
5.
Khanda, keris pendek berujung dua yang selalu dibawa kemana-mana.
Sedangkan tanda mereka yang paling istimewa ialah penutup kepala
dengan kain yang dililit seperti serban. Setiap hari mereka diharuskan menyisir
rambut sedikitnya dua kali, diharuskan sering mandi dan membaca kitab suci
mereka ”Granth Saheb”.
Secara singkat
agama Sikh adalah sebuah ajaran yang dinisbahkan ke dalam dua agama yaitu Islam
dan Hindu, walaupun tidak semua ajaran yang terkandung di dalamnya sama, tetapi
secara keseluruhan kesamaan ada, walaupun ada perbedaan sedikit. Dengan perubahan zaman, kalau dahulu mereka anti berhala, namun
sekarang dengan terus terang mereka menyebut rumah ibadah mereka dengan sebutan
rumah berhala.
B. Lampiran-Lampiran
1. Altar, tempat penyembahan Kitab Suci Agama Sikh
2. Kitab Suci Agama
Sikh
<!--[if !supportLists]-->3. Simbolis Khanda pada altar
DAFTAR PUSTAKA
- L. Carmody, Denise, T.Carmody, John, ways to The Center an Introduction to World Religious, Wadsworth Publishing Company, California: 1984.
- S. Pendit, Nyoman, Guru Nanak dan Agama Sikh, Yayasan Sikh Gurdawara Mission, Jakarta: 1988
[1] Denise L. Carmody dan
John T.Carmody, ways to The Center an Introduction to World Religious, California:
Wadsworth Publishing Company, 1984, hal. 333
[3]Nyoman S. Pendit, Guru
Nanak dan Agama Sikh, Jakarta: Yayasan Sikh Gurdawara Mission, 1988, hal.
27
[4]Ibid, hal. 186
Tidak ada komentar:
Posting Komentar